Lengkuas merah (Alpinia purpurata)

Lengkuas atau laos merah adalah rempah-rempah populer dalam tradisi boga dan pengobatan tradisional Indonesia maupun Asia Tenggara lainnya. Bagian yang dimanfaatkan adalah rimpangnya yang beraroma khas. Masyarakat menggunakan lengkuas sebagai pewangi dan penambah cita rasa masakan. Selain itu, rimpang mudanya banyak dimanfaatkan sebagai sayuran dan lalapan. Dalam bidang pengobatan, lengkuas digunakan sebagai antiseptik, pencegah kangker, antialergi, antijamur, dan antioksidan. Selain itu, digunakan sebagai obat panu, pelancar haid, diuretik,memperkuat lambung, meningkatkan nafsu makan, dan sebagai penyegar.

Lengkuas merah (Alpinia purpurata) termasuk tubuhan semak, tahunan dengan tinggi dapat mencapai 1 sd 2 meter. Berbatang semu, tegak, masif, terdiri dari pelepah daun, hijau kemerahan. Bentuk daun tunggal, duduk dalam roset akar, lanset, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 30-90 cm, lebar 5-15 cm, pertulangan menyirip, hijau. Lengkuas merah mempunyai bentuk bunga majemuk, berkelamin dua, diujung batang, kelopak hijau, mahkota merah, merah. Buahnya berbentuk kotak, bulat, hijau. Sedangkan bijinya bulat, hitam. Lengkuas merah memiliki perakaran  serabut, berwarna coklat muda.

Kandungan penting :

Rimpang, batang dan daun Alpinia purpurata mengandung saponin dan tannin, disamping itu rimpang dan batang juga mengandung flavonoida, juga rimpangnya mengandung minyak atsiri.

Manfaat & Khasiat :

Terdapat dua varietas lengkuas yaitu lengkuas merah dan lengkuas putih. Lengkuas putih lebih banyak dimanfaatkan dalam bidang pangan, yaitu sebagai pengempuk daging dalam masakan, pengawet alami pada makanan dan sebagai rempah-rempah bumbu masakan.

Lengkuas merah lebih digunakan untuk bahan obat tradisional. Perbedaan fungsi tersebut dipengaruhi oleh kandungan bioaktif antara lengkuas putih dan lengkuas merah. Menurut Rusmarilin (2003), lengkuas putih memiliki komponen larut air dan larut alkohol yang lebih tinggi dibandingkan lengkuas merah, namun kandungan minyak atsiri dan komponen antijamur pada lengkuas merah memiliki konsentrasi lebih tinggi dibandingkan lengkuas putih.

Penyakit kulit

Secara tradisional, parutan rimpang lengkuas sering digunakan sebagai obat penyakit kulit. Penyakit kulit yang dimaksud adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur, seperti panu, kurap, eksim, dan sebagainya.

Anti Kembung

Pengobatan tradisional China dan dunia menyebutkan bahwa, lengkuas merah memiliki sifat antijamur dan antikembung. Efek tersebut diperoleh dari rimpang yang mengandung basonin, eugenol, galangal, dan galangol. Basonin dikenal dapat menimbulkan efek merangsang semangat, eugenol selain sebagai antijamur juga sebagai antikejang, analgetik, anastetika, dan penekan pengendali gerak (Budiarti 2007)

Kekebalan tubuh

Kandungan flavonoid pada lengkuas merah, dapat digunakan sebagai agen proteksi penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti jamur, bakteri dan virus (Anusha et al. 2015). Senyawa eugenol dalam minyak atsiri rimpang lengkuas merah dapat menghambat jamur Candida albicans secara efektif. Minyak bunga lengkuas merah dapat dimanfaatkan sebagai insektisida pada larva Aedes aegypti, serta sebagai agen antibakteri dan dapat digunakan dalam formulasi secara farmakologi (Budiarti 2007).

Tekanan darah tinggi

Senyawa aromatik fenol berfungsi untuk detoksifikasi dan memiliki sifat antihipertensi (Subramanian & Suja 2011).

Obat batuk

Bunga yang direbus dapat digunakan sebagai obat batuk, serta dimanfaatkan sebagai rempah-rempah, obat-obatan, parfum dan pewarna.

Menambah nafsu makan

Bau aromatiknya dapat meningkatkan nafsu makan (Santos et al. 2012). Tanaman lengkuas merah termasuk dalam tanaman obat tradisional yang potensial untuk dikembangkan lebih lanjut. Pernyataan ini didasarkan atas data produksi lengkuas hingga tahun 2005 terus menunjukkan peningkatan mencapai 35.478.405 Ton (Budiarti 2007)

Panu & pelega perut

Rimpang Alpinia purpurata berkhasiat sebagai obat panu dan untuk pelega perut. Untuk obat panu dipakai kurang lebih 10 gram rimpang segar Alpinia purpurata, di potong miring, ujungnya dipukul-pukul sehingga seperti kuas, digosokkan pada panu.

Gambar :

Sumber : Kitab Tanaman Obat Nusantara