Ki Jaran (Lannea coromandelica Merr.)

Pohon Ki Jaran (Lannea coromandelica Merr.) atau ada juga yang menyebutnya Kayu Santen. Di berbagai daerah, pohon ini juga memiliki nama lain seperti; Kerundong, kedongdong laki, kedongdong pager (Betawi.), kadondong lalaki (Sunda.), Kayu jawa (Sulawesi), Pohon kudo, Jaranan, Ki kuda (Jawa), Kedondong laki, Pohon reo (Flores), Kayu tamate (Makasar).

Pohon Ki Jarantermasuk kedalam Genus Lannea dalam keluarga Anacardiaceae yang tumbuh di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Sebagai pohon, Pohon Ki Jaran dapat tumbuh mencapai ketinggian 10-20 meter. Pohon ini berasal dari India.

Tanaman ini tersebar di berbagai daerah di Asia seperti China Selatan, India, Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, dan Vietnam. Di India, Pohon Ki Jaran banyak digunakan sebagai tanaman obat. Daun muda dan kecambah sering digunakan sebagai sayuran mentah dan bahan masakan. Sering juga dijadikan pagar atau ditanam di pinggir jalan. Selain itu getahnya dapat dimanfaatkan sebagai alternatif perekat alami.

Subramanian dan Nair (1971) berhasil mengisolasi senyawa polyphenol dari daun dan bunga Lannea coromandelica yakni Quercetin-3-arabinoside dan ellagic acid. Sedangkan dari kayu batangnya berhasil diisolasi senyawa β-sitosterol, physcion dan physcion anthranol-B. Selain itu, ekstrak tanaman Lannea coromandelica juga dilaporkan memiliki aktivitas anti radang (Singh dan Singh, 1994).

Tumbuh di hutan tropis kering, sabana, dan tepi jalan pada ketinggian 100–1800 m dpl, Pohon Ki Jaran merupakan pohon yang biasa meluruhkan daunnya. Batang pohon ini bisa mengeluarkan getah gum ketika dilukai sehingga ada yang menyebutnya sebagai Kayu Santen (Santan kelapa). Tanaman ini dapat tumbuh di tanah gersang (tanah berkapur) dan sangat mudah diperbanyak lewat stek batangnya. Karena mudah tumbuh dan tahan kekeringan, Pohon Kuda ini seringkali dimanfaatkan untuk ditancapkan sebagai patok atau batas kebun atau tanah.

Taksonomi

  • Kerajaan : Plantae
  • Sub kingdom : Tracheobionta
  • Superdivisi : Spermaophyta
  • Divisi : Magnoliophyta
  • Kelas : Magnolipsida
  • Subkelas : Rosidae
  • Ordo : Sapindales
  • Famili : Anacardiaceae
  • Genus : Lannea
  • Spesies : Lannea coromandelica (Houtt.) Merr.

Nama Sinonim : Calsiama malabarica Raf, Haberlia grandis Dennst, Lannea grandis (Dennst.) Engl. Odina wodier Roxb., Lannea grandis Eng

Morfologi

  • Pohon kuda adalah pohon yang biasa meluruhkan daunnya,
  • Ketinggian pohon antara 5–20 meter, dengan batang besar dan percabangan menyebar.
  • Tanaman ini memiliki batang yang bengkok bertonjolan, ranting-ranting yang besar. Kulit batang berwarna abu-abu kecoklatan, kasar, dan mengelupas. Menghasilkan getah putih yang lengket, digunakan sebagai perekat dan penawar racun. Batang pohon bisa mengeluarkan getah gum ketika dilukai
  • Bentuk daun majemuk menyirip gasal, tersusun spiral. Anak daun berhadapan, bentuk daun bulat telur, dan ujung daun runcing, tepi rata. Permukaan daun licin, tulang daun menyirip; diameter daun 4,4 – 5,0 cm; panjang daun 7,3 – 10,5 cm; panjang tangkai daun 0,3 – 0,8 cm. Permukaan daun bagian atas hijau tua dan bagian bawah lebih pucat.
  • Bunga berbentuk kecil, berwarna putih kehijauan, muncul dalam malai di ujung cabang. Bersifat uniseksual (berumah dua) atau biseksual tergantung populasi. Malai bunga betina panjangnya 10-20 cm, tangkai bunga sangat pendek, kelopak panjangnya kurang lebih 1mm, daun mahkota 3 mm.
  • Daun mahkota bunga betina ini warnanya kuning hijau kemerahan. Bunga jantan tidak diketemukan di Jawa.
  • Buah tanaman ini berbentuk bulat memanjang, panjangnya kurang lebih 1,5 cm. Berwarna hijau saat belum masak dan berwarna merah keunguan saat matang. Buah ini biasanya disukai oleh burung dan mamalia kecil yang membantu penyebaran biji.
  • Akar berupa akar dalam dan kuat, cocok untuk daerah kering dan berbatu.

Kandungan Penting

Saponin, tanin, fenolik, alkaloid, steroid, flavonoid, terpenoid, polifenol, β-sitosterol, asam ellagik, kuersetin, leucocyanidin, leucodelphinidin, isoquersitrin.

Manfaat

Manfaat dari pohon ini dapat digunakan sebagai penawar bisa racun seperti ular/gigitan serangga, ataupun luka sayat. Meredakan sakit gigi dan perut, impotensi, disentri, perawatan pasca melahirkan, penghilang batuk. Memiliki aktivitas sebagai antioksidan, antikanker dan antimikroba.

Minuman penyegar

  • Rebus 1 genggam daun kerundong dalam 1 liter air hingga mendidih.
  • Diamkan selama 10 menit.
  • Minum ramuan.

Batuk

  • Petik pucuk daun berwarna merah. Cuci hingga bersih.
  • Hari 1 : 7 lbr. Hari ke 2 : 5 lbr. Hari ke 3 : 3 lbr
  • Kunyah daun lalu telan.

Pengawetan

  • Pilih daun kerundong segar secukupnya. Bersihkan lalu kering anginkan selama ± 5 hari.
  • Haluskan bahan kering.
  • Simpan simplisia dalam wadah kering dan tutup rapat.

Gambar

 Sumber : Plantnet, Global Biodiversity Information Facility (GBIF) & Dari berbagai sumber