Tanaman Kesumba termasuk dalam Genus Bixa yang terdiri dari hanya satu spesies, yaitu Bixa orellana L. dan termasuk famili Bixaceae. Tanaman ini banyak ditemukan dan tumbuh di wilayah Amerika Selatan. Secara tradisional digunakan sebagai zat pewarna dan perasa di Amerika Latin, Karibia, Filipina. Penyebaran terdapat di Jawa, Madura, Sulawesi Selatan, dan Ambon. Tanaman ini juga berfungsi sebagai obat tradisional yang memiliki khasiat baik untuk kesehatan. Nama lain tanaman ini adalah Kesumba keling (Indonesia, Malaysia), Kham-ngo (Thailand) dan ‘Lipstick tree’ (Inggris).
Pohon Kasumba memiliki beberapa nama lokal seperti; Buah prada, Gelinggem, Kunyit jawa (Sumatra), Galinggem, Galuga, Kesumba king, Kesumba Keling, Pacar kling, Somba kling, Kasoba kleng (Jawa), Sumba, Tuwa, Rapo parada, Paparada (Sulawesi), Taluka, Galuga, Kasumba, Kasupa (Maluku).
Keunikan Kesumba ini adalah buahnya berbentuk bulat telur dan tertutup oleh rambut sikat warna merah tua menyala. Sekilas bentuk dan warna buah Kesumba ini mirip dengan buah rambutan, namun tidak dapat dimakan. Warna buah Kesumba sebenarnya bervariasi yang dipengaruhi oleh elevasi. Biasanya warna semakin merah dengan semakin tingginya elevasinya.
Dalam buah kesumba terdapat biji-biji yang tertutup oleh kulit biji berdaging warna merah. Material warna merah yang menyelimuti kulit biji itulah yang sudah lama dimanfaatkan sebagai pewarna. Pewarna ini antara lain untuk mengecat wajah suku Indian. Bahkan pewarna ini di jaman modern ini dimanfaatkan sebagai pewarna lipstick sampai dengan pewarna makanan seperti margarine dan keju. Sehingga nama Kesumba atau ‘Lipstick tree” berasal dari manfaat kulit bijinya ini.
Tanaman ini tumbuh baik di daerah panas pada ketinggian 1 – 1500 meter dpl. Perbanyakan umumnya dilakukan dengan stek karena bila dikembangkan dengan biji akan membutuhkan waktu cukup lama untuk berbunga.
Taksonomi
- Kingdom: Plantae
- Subkingdom: Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh
- Superdivisi: Spermatophyta (menghasilkan biji
- Divisi: Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
- Kelas: Magnoliopsida (dikotil)
- Subkelas: Dilleniidae
- Ordo: Violales
- Famili: Bixaceae
- Genus: Bixa
- Spesies: Bixa orellana L.
- Sinonim; Biza americana Poir. , Orellana americana (Poir.) Kuntze
Morfologi
- Pohon perdu atau semak kecil dengan tinggi 3 hingga 5 meter, terkadang bisa mencapai 10 meter.
- Batangnya pendek, berdiameter 20–30 cm, dengan kulit kayu berwarna abu-abu gelap dengan lentisel dalam barisan vertikal.
- Daunnya berselang-seling, berbentuk bulat telur dengan pangkal daun berbentuk jantuk, panjang 10-20 cm & lebar 5-10 cm, tajam, memiliki tangkai daun yang memanjang. Warna daun hijau di kedua sisi dan urat-urat daunnya terlihat jelas warna merah.
- Bunganya yang berwarna merah muda pucat dan bertahan hanya satu hari.
- Buahnya berbentuk bulat telur, panjang 2 – 4 cm dan tertutup oleh rambut sikat warna merah tua menyala. Bentuk dan warna buahnya ini sangat mirip dengan buah rambutan, namun tidak dapat dimakan. Warna buahnya ini bervariasi menurut elevasi, biasanya warna semakin merah dengan semakin tingginya elevasi. Buah ini berwarna hijau saat muda dan merah tua setelah masak, pipih, bagian ujung terlihat merekah sehingga biji-bijinya dapat keluar cepat.
- Buah ini berisi biji berwarna merah hingga merah jingga yang menghasilkan pewarna alami (annatto). Biji berukuran panjang 0,3–0,5 cm dan diameter 0,2–0,3 cm, dan bentuknya bervariasi dari piramida hingga hampir kerucut. Jumlah biji per kapsul bervariasi disetiap kapsul bivalva dapat berisi rata-rata 30 hingga 60 biji.
Kandungan Penting
Kesumba, terutama bijinya sangat kaya senyawa aktif, terutama karotenoid dan berbagai metabolit sekunder lainnya, meliputi :
- Karotenoid utama
- Bixin (hingga ±5%) : Pigmen merah-oranye paling dominan, bertanggung jawab atas aktivitas antioksidan dan nilai komersial tinggi.
- Norbixin : Turunan bixin, sering digunakan dalam produk komersial.
- Isobixin (trans-bixin) : Isomer bixin hasil proses ekstraksi.
- Beta-karoten, cryptoxanthin, lutein, zeaxanthin : Karotenoid dengan aktivitas antioksidan dan protektif.
- Senyawa volatil & non-volatil lain
- Geranylgeraniol (komponen minyak utama).
- Tanin, saponin, ellagic acid, salicylic acid.
- Asam amino seperti threonine, tryptophan, phenylalanine.
- Lebih dari 100 senyawa volatil telah terdeteksi, termasuk caryophyllene, humulene, dll.
- Kandungan nutrisi biji
- 40–45% selulosa, 3.5–5.5% gula, 0.3–0.9% minyak atsiri dan13–16% protein.
Manfaat
Melancarkan dan menjaga kesehatan pencernaan, menurunkan demam dan influenza, menguatkan tulang, mencegah kanker dan kerusakan tabung saraf, mengatasi nyeri lambung, mempercepat penyembuhan luka, diare, mengobati disentri, perut kembung, dan masuk angin.
- Antioksidan : Aktivitas antioksidan kuat, terutama dari kandungan karotenoid (bixin, norbixin, lutein).
→ Potensial melindungi sel dari stres oksidatif. - Antidiabetes / Hipoglikemik : Ekstrak biji dapat menurunkan kadar gula darah pada hewan uji dan digunakan tradisional untuk diabetes di beberapa negara.
- Antimalaria : Aktivitas sedang terhadap Plasmodium berghei dan falciparum.
Mendukung sebagian penggunaan tradisional untuk demam/malaria. - Antiinflamasi (terindikasi, belum konsisten terbukti) : Mengandung salicylic acid, polyphenol, tannin yang bersifat antiinflamasi, namun belum ada bukti kuat pada ekstraknya.
- Antimikroba (bakteri & jamur) : Beberapa ekstrak aktif terhadap Trichophyton mentagrophytes (antijamur). Aktivitas antibakteri ini cenderung lemah atau tidak konsisten.
- Antiparasit & Antileishmania : Beberapa ekstrak menunjukkan aktivitas signifikan terhadap Leishmania amazonensis.
- Hipotensif : Ekstrak etanol menunjukkan efek menurunkan tekanan darah pada hewan uji.
- Repelan Serangga : Ekstrak mengusir Lutzomyia longipalpis dan Aedes aegypti.
Mendukung pemakaian tradisional sebagai pelindung kulit. - Antimutagenik & Aman Dikonsumsi : Tidak menunjukkan mutagenisitas atau toksisitas signifikan pada studi hewan dalam dosis wajar.
Demam
- Cuci daun biteks 10 g lalu rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2¼ gelas.
- Setelah dingin disaring tambahkan gula secukupnya. Bagi ramuan menjadi 2 bagian sama banyak.
- Minum 2 kali sehari.
Diare
- Cuci bersih daun biteks 10 g direbus dalam 4 gelas air sampai tersisa 2½ gelas.
- Setelah dingin, saring air rebusan dan tambahkan madu secukupnya.
- Minum air rebusan 2 kali sehari.
Gambar





















Sumber : Plantnet, Global Biodiversity Information Facility (GBIF) & Dari berbagai sumber