Ketapang merupakan tanaman asli Asia Tenggara dan tersebar di seluruh Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Menyebar ke Australia bagian utara, India, Pakistan, Madagaskar, Afrika, dan Amerika. Tanaman ini dikenal sebagai tanaman serbaguna dan kerap dijadikan sebagai tanaman hias dan peneduh di kota-kota serta sebagai tanaman obat. Kayunya dimanfaatkan dalam konstruksi bangunan, furnitur serta buahnya dapat dikonsumsi dan memiliki rasa seperti almond.
Pohon Ketapang (Terminalia cattapa L.) termasuk dalam genus Terminalia yang terdiri dari sekitar 200 spesies dan termasuk famili Combretaceae. Pohon ketapang dapat dijumpai di daerah tropis dan sub-tropis Asia, Australia dan Afrika selatan. Pohon Ketapang memiliki nama-nama lokal seperti; Hatapang (Batak), Ketapas (Timor) dan Sarisalo (Maluku).
Ketapang berbentuk pohon, bisa mencapai tinggi 10 – 40 meter. Tanaman ini memiliki percabangan yang tersusun bertingkat-tingkat secara horisontal dan membentuk suatu kanopi yang indah. Kadangkala lebar kanopi mencapai dua kali panjangnya. Pohon ini terutama merupakan pohon pesisir dan umumnya membentuk hutan pantai dari pantai berpasir hingga hutan di belakangnya.
Buah ketapang adalah buah batu, berwarna hijau waktu muda dan merah jika telah masak. Bijinya keras dan dapat dimakan, namun terlalu banyak memakannya dapat menyebabkan mabuk. Bijinya ini dikelilingi oleh daging buah yang berserat. Kulit kayu pohon ketapang banyak mengandung tanin dan digunakan sebagai parfum oleh perempuan Sudan.
Ketapang menyukai banyak cahaya, serta tanah dengan drainase baik. Tanaman ini tahan angin laut dan tahan kondisi kekeringan. Selain sebagai tanaman pelindung, ketapang juga digunakan sebagai penstabil tanah dan tanaman daerah pantai. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan biji.
Taksonomi
- Kingdom : Plantae
- Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
- Superdivisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
- Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
- Kelas : Magnoliopsida (tumbuhan dikotil)
- Subkelas : Rosidae
- Ordo : Myrtales
- Famili : Combretaceae
- Genus : Terminalia L.
- Spesies : Terminalia cattapa L.
- Nama sinonim : Treminalia moluccana Lamk (1783); Tropical almond procera Robx. (1832); Terminalia latifolia Blanco, non Swartz (1837) and Terminalia mauritiana Blanco. (1945).
Morfologi
- Pohon dengan ketinggian 10 – 40 meter dengan cabang-cabang melingkar yang bertumpuk di sepanjang batangnya, yang cukup pendek dan melengkung. Seiring bertambahnya usia, penampilannya akan bertambah keberadaan daun-daun yang berwarna kemerahan.
- Akar tunggang.
- Batang tegak, anatomi ranting berbentuk secara terbentang.
- Daunnya daun tunggal, panjangnya berkisar 15-31 cm, bulat tumpul, mengkilap, kasar, berwarna hijau tua. Duduk daun tersebar, namun sebagian besar berkumpul di ujung ranting. Daun yang tua akan berubah oranye, kemudian merah dan akhirnya gugur. Namun pohon ketapang tidak pernah dijumpai tanpa daun.
- Bunga ketapang berwarna putih, tersusun dalam bunga majemuk berbentuk bulir (spica) tersusun rapi yang muncul di ketiak daun dengan panjang 6–18 cm. Bagian atas bulir berisi bunga jantan, sedangkan bagian bawah berisi bunga biseksual. Brakteanya kecil. Tabung kelopak berbentuk silinder, menempel pada ovarium dan menyempit di bagian atas, dengan lima lobus segitiga yang cepat gugur. Mahkota tidak ada. Benang sari berjumlah 10, tersusun dua baris: lima berada berhadapan dengan lobus kelopak, lima lainnya bergantian posisinya. Ovarium berada di bawah (inferior), beruang satu, memiliki 2–3 bakal biji yang menggantung. Bentuk ovarium elipsoid, gundul atau berbulu, sedikit pipih, dan memiliki dua tonjolan memanjang.
- Buah berupa bulat telur gepeng persegi atau menyempit yang tidak pecah saat matang, panjang 3–6 cm, dengan endokarp (cangkang dalam) yang keras. Bentuk, ukuran, dan warna buah sangat bervariasi. Kualitas daging buah juga berbeda-beda, mulai dari manis hingga pahit, namun umumnya dapat dimakan. Warna buah bisa hijau, kuning, kemerahan atau ungu ketika sudah masak.
- Biji lonjong, warna putih sampai coklat. Bijinya beraroma enak yang dapat menghasilkan minyak yang hambar namun dapat dimakan. Minyak tersebut sering digunakan sebagai pengganti minyak almond asli untuk keperluan pengobatan. Biji buahnya bisa dimakan, rasanya manis dan mirip almond, serta dapat dikonsumsi dalam keadaan dipanggang maupun mentah. Namun terlalu banyak memakannya dapat menyebabkan mabuk.
Kandungan Penting
Ketapang memiliki kandungan senyawa aktif yang tinggi, seperti tanin, gallic acid, ellagic acid, punicalagin, flavonoid (vitexin, isovitexin, isoorientin), triterpenoid, alkaloid, apigenin, tanin, saponin, terpenoid, glikosida, antraquinon dan berbagai antioksidan.
Manfaat
Memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri, antiinflamasi, antidiabetes dan antikanker, mengobati disentri, batuk, nyeri syaraf, hepatitis, menurunkan tekanan darah tinggi, mengobati sakit perut dan penyakit ginjal.
- Daun : Obat hepatitis, masalah kulit, dermatitis, dan scabies. Bersifat antiinflamasi, antioksidan, dan hepatoprotektif. Dipakai untuk menurunkan kolesterol oksidatif dan melindungi sel hati. Banyak digunakan oleh penghobi ikan hias (tetra, betta, catfish) untuk menjaga kualitas air karena sifat antibakterinya.
- Kulit batang : Mengobati diare, disentri, demam lambung, dan gonore. Bersifat diuretik ringan dan tonik jantung.
- Buah dan biji : Mengandung senyawa anti-diabetes, anti-HIV, anti-kanker, dan anti-asma pada berbagai penelitian ekstrak.
- Bunga : Digunakan sebagai ramuan untuk sterilisasi tradisional di beberapa daerah.
Batuk
- Rebus 30-40 g kulit kayu ketapang dengan 3 gelas air sampai mendidih dan air berkurang.
- Minum 3 kali sehari, masing-masing ½ gelas.
Pengawetan
- Cuci daun dengan air bersih dan mengalir kemudian tiriskan pada suhu ruang.
- Keringkan daun dengan bantuan cahaya matahari sampai daun mudah remuk. Setelah kering, haluskan dan ayak sampai mendapatkan serbuk halus.
- Simpan hasilnya dalam tempat tertutup pada suhu kamar dan tidak terkena sinar matahari langsung.
Gambar


























Sumber : Plantnet, Global Biodiversity Information Facility (GBIF) & Dari berbagai sumber