Bambu Apus

0 Comments

Bambu Apus (Gigantochloa apus) mempunyai nama lokal lainnya ; Pring apus, bambu tali, wi tali , pring tali, pring apus, pring apĕs, dĕling apus, d. tangsul, perrèng talè, tiying tali, tiying tlantan dan lain-lainapes. Tanaman ini tumbuh berumpun, tinggi 10-15 m. Batang bambu jenis ini, Berkayu, bulat, berlubang, beruas-ruas, tunas atau rebung berbulu, putih kehitaman, hijau. Bentuk Daun : Tunggal, berseling, berpelepah, lanset, ujung runcing, tepi rata, pangkal membulat, panjang 20-30 cm, lebar 4-6 cm, pertulangan sejajar, hijau. Bunga : Majemuk, bentuk malai, ungu, kehitaman. Akar : Serabut, putih kotor.

Bagi masyarakat Jawa khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, bambu tali merupakan jenis bambu yang paling penting bagi segi ekonomi. Bambu ini merupakan bahan utama untuk membuat berbagai produk kerajinan tangan dari bambu seperti alat memasak, perabotan anyaman rumah tangga, alat penangkap ikan, alat musik tradisional, tali-temali, dan sebagainya

Yang membedakan bambu apus dengan bambu lainnya yakni; rumpun bambu yang rapat dan tegak;

  • Tumbuh merumpun, tegak dan rapat serta sisi luarnya tertutupi miang (bulu bulu) berwarna coklat gelap.
  • Tumbuh menjulang lurus hingga mencapai 22 meter dengan ujung yang melengkung
  • Panjang ruas bambu sekitar 20 – 60 cm dan memiliki diameter batang 4 – 15 cm
  • Pelepah bambu (clumpring : jawa) tidak lekas rontok dan berbentuk trapezoid.
  • Tebal bambu apus kurang lebih 1,5 cm
  • Daun pelepah membentuk segitiga dengan dasar menyempit.
  • Kuping pelepah seperti bingkai, kecil dan membulat.
  • Perbungaan bambu apus berupa malai pada ranting yang berdaun.
  • Hidup optimal di wilayah dataran rendah yang lembab dan panas, beberapa juga ditemukan di daerah lereng pegunungan
  • Ketika menghuni daerah yang kering, buluh bambu apus menjadi kurus.

Kandungan penting :

Berdasarkan hasil uji laboratorium, bambu apus mengandung asam-asam lemak baik asam lemak jenuh seperti asam palmitat, asam stearat, dan lain-lain serta asam lemak tak jenuh seperti asam oleat dan berbagai senyawa baik lainnya seperti kurkumena, limonena, dan toluena.

Rebung dan daun Gigantolochloa apus mengandung saponin, di samping itu daunnya juga mengandung flavonoida dan polifenol.

Khasiat :

Khasiat bambu apus sebagai obat herbal tercatat di dalam lontar usada yaitu kitab pengobatan kuno dari Bali. Di dalam lembaran-lembaran lontar tersebut disebutkan bahwa akar dan buluh bambu apus mengandung manfaat sebagai obat penyakit kencing manis serta ampuh digunakan untuk meremajakan kulit.

  • Berkhasiat sebagai obat demam dan untuk peluruh air seni

Untuk obat demam dipakai ± 20 gram rebung Gigantolochloa apus, dikupas dan dicuci, dipotong-potong, direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum tiga kali sehari sama banyak.

  • Menyembuhkan segala jenis penyakit batuk

Air bambu ini bisa didapatkan dengan cara memotong pucuk tumbuhan bambu yang masih muda maupun tua ( pilihlah tumbuhan bambu yang pucuknya mudah dijangkau atau yang melengkung ), kemudian di bekas potongan tersebut bungkuslah dengan plastik ( kegiatan ini sebaiknya dilakukan pada sore hari ), misalkan pada sore hari kita memotong dan membungkus pucuk bambu, maka keesokan harinya ambil lah air bambu yang sudah memenuhi kantong plastik. Cara pengobatannya hanya dengan meminumnya 3 kali sehari, 1 kali minum 1 gelas.

Gambar :