“ Bermain adalah belajar yang menyenangkan“
“Aku tidak akan berburu burung lagi, biarkan burung terbang bebas di alam”, begitu salah satu kalimat dari Sumantri siswa SD Bangunrejo I Kricak. Puisi tersebut hasil karya setelah bermain pengamatan burung di lereng Merapi dekat rumahnya mBah Maridjan. Banyak lagi kegiatan bermain yang sering dilakukan oleh anak-anak baik dari SD maupun TK yang dipandu oleh teman-teman dari Hijau-GPL. Bermain adalah belajar itulah yang dipakai oleh teman-teman Hijau – GPL sehingga kita bisa bergembira menikmati alam sekitar. Nah, setelah bermain dan menikmati alam, selanjutnya kita bermain dengan diri kita mencoba membuat karya baik puisi, gambar, drama, ataupun menempel bahan-bahan yang ada disekitar kita. Salah satu hasil karya seperti puisi karya Sumantri diatas.
Peng – alam – an belajar ini lebih bisa dinikmati dan dirasakan langsung oleh anak-anak, jadi lebih membuat tertanam di perasaan dan pikiran mereka. Alam adalah guru terbaik untuk mengenalkan pendidikan lingkungan hidup. Dalam bermain di alam sekitar tidak hanya hutan, namun juga lingkungan sekitar rumah atau sekolah tidak ada pengajaran tetapi berbagi pengalaman tentang alam. Bermain di alam dimaksudkan untuk membantu mendapatkan inspirasi dari alam karena alam adalah ibu bagi bumi. Dengan bermain di alam diharapkan anak-anak akan lebih merasa dekat, karena menyentuh langsung sehingga terbangkitkan rasa ingin mengenal alam. Diharapkan selanjutnya dapat menumbuhkan kepedulian atau melakukan aksi cinta terhadap lingkungan sekitar. Bermain adalah belajar yang menyenangkan itulah yang dilakukan oleh Hijau – Gerakan Peduli Lingkungan
Hijau – Gerakan Peduli Lingkungan adalah lembaga non pemerintah yang bergelut di bidang pendidikan lingkungan. Lembaga ini lahir ke dunia pada tahun 1999 di bulan Maret, dibidani segelintir mahasiswa dan alumni Fakultas Sastra (sekarang Ilmu Budaya), Universitas Gadjah Mada. Memilih berpayung pada tema penyadar-tahuan publik, Hijau setapak demi setapak menanamkan kakinya menjadi salah satu lembaga ‘garis depan’ dalam hal menaburkan benih-benih kesadar-tahuan publik melalui pendidikan lingkungan pada sekolah-sekolah, pelajar dan mahasiswa serta umum. Hijau, ditilik dari makna harfiahnya, kini memusatkan perhatian pada wacana ‘penghijauan’, tak hanya fisik semata tapi tataran psikologisnya juga. Bersama dengan pihak-pihak terkait dan kelompok pelestari lainnya, gandeng renteng saiyeg saeka praya demi terwujudnya lingkungan yang ramah dan lebih baik tentunya.
Mimpi Hijau adalah kemampuan membangun sebuah sistem masyarakat yang ramah lingkungan. Untuk bisa seperti ini cara yang dipilih adalah bermain bersama untuk kelestarian alam yang berkelanjutan dan menyebar-luaskan informasi kepada semua orang. Kami yakin dengan kerja keras yang berkesinambungan dan tanggapan yang baik dari segala pihak bisa mewujudkan cita-cita ini menjadi kenyataan.